Guntur Romli: Koalisi Gemuk Prabowo Subianto Menimbulkan Deja Vu dengan Pilpres 2014 -->
Sabtu, 12 April 2025
Diduga Dinas Pendidikan Jombang Telah Bermain Main Dalam Pengelolaan Anggaran Uang Negara | Dukung Program Ketahanan Pangan, Kapolres Metro Tangerang Panen Raya Jagung Serentak Sebanyak 2,5 Ton | Oknum pegawai Cabang BRI Blitar terancam dilaporkan ke Polres, dugaan pemalsuan dokumen dan balik nama sertifikat yang sudah kong kalikong dengan mafia tanah. | Aspalku Tak Lagi Mulus Tapi Cintaku pada Kota Ini Tak Pernah Pudar | Dugaan Praktik Penjualan Obat Terlarang di Kawasan Jalan Kali Sekertaris, Jakarta Barat | Oknum Ketua BPD Saenama Diduga Rangkap Jabatan Sekretaris Desa, Langgar UU Desa | Aparat Penegak Hukum Diduga Tidak Berdaya Menindak Tegas Permainan Judi Sabung Ayam | KAKI Sebut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Salah Pilih Kapolda Jatim Irjenpol Nanang Avianto No Welcome Blas | Polsek Pinang Tangkap Penjual Obat Keras Tanpa Izin di Tangerang | Semu’a Sungai yang Membisikkan Kematian Perlahan | Miris ! Infrastruktur Jalan Desa Nepa di Duga Asal di Kerjakan, Inspektorat Sampang Bungkam | PETI Merajalela Hukum Nongkrong di Warung Sebelah | MARAK PENJUALAN OBAT TERLARANG DI SUKARAJA, WARGA PERTANYAKAN KETEGASAN APARAT | Diduga Kepala Sekolah SMA Negeri 1 TanjungAnom kong kalikong Dengan Komite Sekolah lakukan pungli | Dugaan Nepotisme Menggemparkan Desa Saenama, Kades dan Keluarga Terlibat dalam Beragam Peran

Iklan Semua Halaman


Guntur Romli: Koalisi Gemuk Prabowo Subianto Menimbulkan Deja Vu dengan Pilpres 2014

Admin
Tuesday, 15 August 2023

Guntur Romli : Detik Republik

Jakarta, 15 Agustus 2023 - Politisi senior Guntur Romli mengungkapkan perasaan dejavu melihat koalisi gemuk yang dibangun oleh Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dalam persiapan menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Romli, yang pernah menjadi bagian dari kontestasi Pilpres pada 2014, menyatakan bahwa komposisi koalisi saat ini mengingatkannya pada situasi yang sama ketika Joko Widodo (Jokowi) bersaing melawan Prabowo dalam Pilpres 2014.


Menurut Romli, saat ini koalisi yang dirapatkan oleh Prabowo mirip dengan koalisi yang pernah dibangun oleh Jokowi pada 2014. Koalisi tersebut terdiri dari sejumlah partai politik, baik partai besar maupun partai kecil, yang bahu-membahu mendukung calon pemimpin tertentu. "Ketika melihat koalisi Prabowo saat ini, saya merasa seperti kembali ke tahun 2014. Struktur koalisi yang gemuk dengan kehadiran partai-partai dari berbagai kalangan mengingatkan saya pada situasi yang sama," ungkap Romli dalam sebuah wawancara.

Namun, Romli juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak dari koalisi yang begitu besar tersebut. Salah satu keprihatinan terbesar Romli adalah potensi terjadinya sikap sombong dan kurangnya keterbukaan terhadap suara rakyat. "Koalisi yang terlalu besar bisa membuat seorang calon presiden menjadi kurang peka terhadap aspirasi rakyat. Sikap sombong dan merasa sudah pasti menang bisa menjadi akibatnya," tegas Romli.


Selain itu, Romli juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa fokus Prabowo pada pembangunan negara bisa teralihkan akibat dinamika politik yang mengelilingi koalisi. "Penting bagi seorang calon presiden untuk tetap fokus pada pembangunan dan solusi nyata bagi negara. Koalisi yang terlalu besar bisa mengalihkan perhatian dari hal-hal penting ini," sambungnya.


Kehadiran Prabowo sebagai salah satu kandidat kuat dalam Pilpres 2024 semakin menarik perhatian publik, terutama dengan konfigurasi koalisi yang dikerat. Meskipun mendapatkan dukungan luas dari berbagai partai, Prabowo juga dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan antara membangun kekuatan politik dan tetap mengedepankan keterhubungan dengan rakyat. Semua mata pun akan tertuju pada bagaimana dinamika ini akan memengaruhi perjalanan Pilpres mendatang.

Iftho/*