Empat Alasan Anies Baswedan Mundur dari Pilgub 2024: Tekanan Istana hingga Manuver Politik! -->
Rabu, 16 April 2025
Obat Golongan G Diduga Dijual Bebas di Kawasan Padat Penduduk Rawalumbu, Bekasi: Polisi Tutup Mata? | PETI Menari Sawit Terluka Ketika Tambang Liar Dianggap Biasa | Diduga pemilik mobil Bodong selaku perangkat desa Plemahan diduga mengajak Damai anggota satlantas pare kabupaten kediri | SPBU 34.40334 Rancaekek Kabupaten Bandung Menjadi Tempat Pengecoran Solar & Pertalite Bagi Pelaku Usaha Ilegal Menggunakan Mobil Kempu & Derigen, Di Duga Di Backup Oleh Oknum Polisi Aktif | Diduga Terima Upeti, Polres Majalengka "Mandul" Tindak Toko Penjual Obat Ilegal | Dugaan Pembiaran oleh Perum Perhutani Gunung Tambakruyung Bara: Ratusan Pohon Kayu Manis Ditebang dan Dikuliti | Makna Salib dan Komitmen Iman: 26 Jemaat GPM Pniel Tawa Diteguhkan Sebagai Anggota Sidi Baru di Minggu Sengsara Ketujuh | Plt Kepala Inspektorat “Tendang Bola Panas” ke DPMD: Pencairan Dana Desa 2024 Disorot Pansus DPRD Halmahera Selatan | Ketua Komisi III DPR RI Bantah Isu Penghapusan SKCK: Hoaks dan Tidak Berdasar | AW Diduga Hina Pekerjaan Buruh dan Nelayan; Ketua IPMABS Berikan Kecaman Keras | Bos Mafia Obat Terlarang Diduga Ancam Wartawan detikrepublik.com “Jangan Berani Tutup atau Beritakan Toko Saya” | Oknum perangkat desa Plemahan bersekongkol dengan istrinya telah melakukan penipuan seorang Janda | Diduga Dinas Pendidikan Jombang Telah Bermain Main Dalam Pengelolaan Anggaran Uang Negara | Dukung Program Ketahanan Pangan, Kapolres Metro Tangerang Panen Raya Jagung Serentak Sebanyak 2,5 Ton | Oknum pegawai Cabang BRI Blitar terancam dilaporkan ke Polres, dugaan pemalsuan dokumen dan balik nama sertifikat yang sudah kong kalikong dengan mafia tanah.

Iklan Semua Halaman


Empat Alasan Anies Baswedan Mundur dari Pilgub 2024: Tekanan Istana hingga Manuver Politik!

ANDI AZWAR
Sunday, 1 September 2024

DETIKREPUBLIK.COM,Jakarta — Anies Baswedan dipastikan tidak akan maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2024. Kepastian ini disampaikan oleh juru bicara Anies, Sahrin Hamid, pada Jumat (30/8/2024) dini hari, menyusul spekulasi yang berkembang tentang kemungkinan mantan Gubernur DKI Jakarta itu berpasangan dengan Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono.

Menurut Refly Harun, salah satu orang dekat Anies, ada empat faktor utama yang menjadi penghalang bagi Anies untuk maju di Pilgub 2024.

1.Tidak Ingin Menjadi Kader PDI Perjuangan

Refly Harun menjelaskan bahwa Anies memiliki posisi tawar politik yang kuat berkat basis dukungannya yang luas sebagai mantan calon presiden. "Anies tidak ingin mengorbankan posisinya sebagai tokoh independen dengan bergabung sebagai kader PDI Perjuangan," ujar Refly. Ia menambahkan bahwa dukungan terhadap Anies justru lebih besar dibandingkan dukungan kepada PDI Perjuangan.

2. Perbedaan Sikap di Internal PDI Perjuangan

Refly juga menyoroti adanya perbedaan pandangan di dalam PDI Perjuangan mengenai rencana mengusung Anies. Meskipun keputusan akhir berada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, perpecahan di internal partai terkait pencalonan Anies menjadi hambatan signifikan yang membuat Anies tidak jadi maju.

3. Dugaan Intervensi dari Istana

Refly menuding adanya campur tangan Istana dalam proses pencalonan Anies. "Jokowi dinilai sebagai sosok yang tidak mendukung pencalonan Anies Baswedan. Ada sinyal kuat bahwa Istana berupaya mencegah partai mana pun untuk mengusung Anies," katanya. Dugaan ini mengacu pada sinyalemen bahwa Megawati mendapat tekanan untuk tidak mendukung Anies.

"4. Konsolidasi Politik dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto"
Refly menduga ada pertimbangan politik terkait hubungan antara Megawati dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto. "Prabowo kemungkinan tidak menginginkan konsolidasi dengan Megawati jika ada Anies, yang dianggap sebagai potensi pesaing di masa depan," paparnya.

"Isu Keterlibatan "Mulyono" dalam Penghalangan Anies"

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ono Surono, juga menyinggung keterlibatan figur berpengaruh yang disebutnya sebagai "Mulyono" — nama kecil Presiden Joko Widodo — dalam menggagalkan pencalonan Anies. Hal ini semakin memperkuat dugaan adanya intervensi politik dari pihak Istana.

"Spekulasi Praktik "Politik Sandera"

Refly mengaitkan isu ini dengan dugaan adanya praktik "politik sandera" yang sering digunakan dalam lanskap politik Indonesia. "Ini sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa kasus hukum sering kali muncul bertepatan dengan momen-momen politik penting," ujarnya.

Keputusan Anies untuk tidak maju di Pilgub Jawa Barat 2024 membuka spekulasi tentang langkah politik selanjutnya yang akan diambilnya serta bagaimana dinamika politik di Pilkada serentak 2024 akan berlangsung di tengah berbagai upaya penghalangan dan tekanan politik.[AZ]

Editor:Junaidi