PETI Bukan Sekadar Tambang Liar Ini Jaringan Mafia Bernilai Miliaran -->
Senin, 17 Maret 2025
Silaturahmi Ramadhan 1446 Hijriah, Kapolres Metro Tangerang Kota Kunjungi Ponpes Putra-putri Alhasaniyah di Teluknaga Tangerang | PETI Bukan Sekadar Tambang Liar Ini Jaringan Mafia Bernilai Miliaran | Geger Tempat di Baning Kota Diduga Jadi Toki Miras Beroperasi Tak Jauh dari Polres Sintang | Kendaraan minibus nekat untuk melewati banjir di jalan provinsi garut, | Majelis Jemaat GPM Pniel Tawa Turut Berduka Atas Meninggalnya KH.Abddul Gani Kasuba, LC. | Modus Toko Kelontong, Polisi Amankan 2 Pelaku Peredaran Obat Terlarang di Tangerang | SERASI 2025: Semai Kebaikan, Tuai Kebahagiaan | Drama Rapat Mediasi: Wartawan Dilarang Rekam, Apa yang Ditutup-Tutupi | SKANDAL JAKSA MAIN PROYEK LIBAPAN SIAP GOYANG KPK PRESIDEN | PT. NIRMALA FORTUNA ABADI mengirim BBM ke sejumlah tempat galian tanah di wilayah sumedang tanpa ijin | Ketua GWI Banten Kecam Aksi Premanisme terhadap Wartawan di Kecamatan Cibodas | Kepala Desa Sukaraharja Di Laporkan Ke Polda Jawa Barat Dengan Dugaan Pemalsuan Ijazah | Kapolres Metro Tangerang Kota menghadiri Ngabuburit Bertajuk #Rise And Speak, di Ponpes Asshiddiqiah Tangerang | Kapolres Metro Tangerang Kota Sambangi Kediaman Tokoh Agama di Karawaci, Simak Pesannya | PJ. BUPATI PIMPIN APEL ASN ACEH TAMIANG REFLEKSI 2024 - RESOLUSI 2025

Iklan Semua Halaman


PETI Bukan Sekadar Tambang Liar Ini Jaringan Mafia Bernilai Miliaran

Rahmad Maulana
Sunday, 16 March 2025
PETI Bukan Sekadar Tambang Liar Ini Jaringan Mafia Bernilai


Sanggau,DETIKREPUBLIK.COM - Kalbar – Sungai Kapuas Semerangkai tampak tenang, tapi di bawah permukaannya, operasi mafia emas ilegal menggeliat dalam senyap. Ini bukan tambang liar biasa—ini industri ilegal yang berjalan dengan rapi, dilindungi suap, dan dikendalikan oleh tangan-tangan kotor yang bersembunyi di balik seragam dan jabatan.


Dua nama muncul sebagai dalang utama: Mujito dan Joni. Mereka bukan sekadar pengurus, tapi otak kriminal yang memastikan PETI terus berjalan, meskipun harus menyuap berbagai pihak—termasuk oknum aparat dan media.


Tarif ‘Keselamatan’: Jika Tidak Bayar, Mesin dan Nyawa Bisa Hancur


PETI bukan bisnis gratis. Para penambang diperas untuk membayar ‘uang keamanan’ demi bisa bekerja. Dan nilainya tidak main-main:


Rp16.500.000 per dua minggu per mesin


Rp1.700.000 per hari, mengalir ke tiga sektor:


Rp300.000 ke satu pihak


Rp750.000 ke pihak lain


Rp650.000 ke ‘tangan gelap’ yang tak disebutkan namanya




Seorang pekerja membongkar fakta ini sambil menunjukkan bukti transfer uang. "Kalau nggak bayar, ya habis! Mesin dihancurkan, atau kami diancam,” ujarnya.


Minyak Gelap: Mafia BBM yang Menyuplai PETI


Operasi PETI tak akan jalan tanpa bahan bakar. Di sinilah nama Awang muncul sebagai pemasok minyak ilegal.


"Kami nggak tahu minyaknya dari mana, yang jelas datang dari Awang," kata pekerja PETI.


Apakah ini BBM bersubsidi yang diselundupkan? Atau minyak dari jaringan kriminal lainnya? Tak ada yang berani buka suara.


Jejak Suap: Dari Sungai Kapuas ke Polda?

Lebih mengerikan lagi, suap dari PETI ini diduga mengalir hingga ke tingkat kepolisian. Sumber menyebut satu nama yang terus dibicarakan di balik layar: Pak Yusri.


"Di lapangan, Mujito dan Joni yang urus segalanya. Tapi di atas mereka ada lagi. Kata orang-orang, Pak Yusri yang mengatur semuanya di Polda,” ujar sumber.


Apakah benar ada oknum polisi yang terlibat? Ataukah ini hanya puncak dari gunung es kejahatan di Sungai Kapuas?


Kapolres Bungkam, Mafia Panik!


Saat dimintai konfirmasi, Kapolres Sanggau AKBP Suparno Agus Candra Kusumah memilih diam seribu bahasa.


Tapi yang lebih menarik, Mujito justru panik! Alih-alih memberikan klarifikasi, ia sibuk menghubungi awak media, mengirim pesan berulang kali, mencoba melobi agar berita ini tidak terbit.


Seorang jurnalis bahkan mendapat ‘tawaran’ agar menutup mulut. "Ada yang mereka coba sembunyikan, dan itu pasti besar," ujar seorang sumber internal.


Apakah Mafia Kapuas Akan Terseret ke Meja Hukum?


PETI di Sungai Kapuas Semerangkai bukan sekadar tambang liar, tapi kerajaan mafia yang dibangun di atas suap, minyak gelap, dan perlindungan dari aparat tertentu.


Siapa sebenarnya Pak Yusri? Seberapa dalam keterlibatan oknum di Polda. 


Ataukah, seperti banyak kasus lainnya, skandal ini akan tenggelam bersama arus Sungai Kapuas—dan para mafia tetap berjaya di atas hukum. 


(Tim Investigasi – Laporan Eksklusif)

Editor: Rahmad Maulana