LABUHA —DETIKREPUBLIK.id:Ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Bajo Sengkuang (IPMABS), Ahmad Dicky Basri, secara tegas mengecam pernyataan yang disampaikan salah satu wartawan media online bernama Asbur Waidoba di beranda media sosial Facebook miliknya.
Dalam unggahan tersebut, AW diduga merendahkan buru dan nelayan sebagaimana bunyi statemennya: “Makanya kalau Batola Goroba atau babagang. Jangan paksa diri jadi wartawan supaya kaidah-kaidah jurnalistik bisa di Pahami.” (Kalau hanya mendorong gerobak dan Babagang (nelayan), jangan paksakan diri menjadi wartawan agar kaidah-kaidah jurnalis bisa dipahami).
Dicky menyampaikan bawa buruh bagang dan batola goroba (buruh harian pelabuhan) merupakan mata pencaharian utama sebagian besar masyarakat pesisir.
"Kami sangat menyayangkan statemen yang seolah merendahkan pekerjaan buruh dan nelayan. Seakan Buruh dan Nelayan dipandang sebagai pekerjaan rendahan dan dianggap merupakan kelompok masyarakat dengan SDM lemah yang tidak memiliki potensi untuk berkembang. Jelas, pernyataan itu menyakitkan dan mencerminkan kurangnya empati terhadap masyarakat yang bekerja keras di laut dan di tengah terik matahari demi menghidupi keluarga mereka," ujar Dicky, Minggu, (13/04/25).
Pernyataan AW tersebut juga memicu reaksi keras dari kalangan buruh dan nelayan bagang di wilayah Desa Bajo Sengkuang dan masyarakat nelayan lainnya. Beberapa nelayan bahkan mengungkapkan kekecewaan mereka melalui berbagai unggahan di media sosial dan grup komunitas lokal.
Salah satunya disampaikan oleh Rais Lakampunno Nelayan Desa Bajo. "Kami bukan penjahat, kami bekerja dengan keringat dan nyawa di laut. Kalau pekerjaan kami dianggap hina, bagaimana dengan kehidupan keluarga kami yang bergantung pada pekerjaan ini?" ungkap Rais.
IPMABS meminta wartawan berinisial AW segera mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat nelayan dan buruh pesisir atas pernyataan yang dinilai telah melukai harga diri mereka.
"Sebagai publik figur dan orang media, seharusnya lebih bijak dalam memilih kata-kata. Profesi wartawan punya peran penting dalam membangun narasi yang sehat, bukan merendahkan," tambah Dicky.
Dicky juga menegaskan bahwa IPMABS akan terus mendukung siapa pun yang berjuang dalam dunia jurnalisme, terlepas dari latar belakang ekonomi maupun sosial mereka. Ia mengingatkan bahwa jurnalisme bukan semata-mata tentang gelar atau status, tapi tentang keberanian menyuarakan kebenaran dan membela kepentingan publik.
“Kaidah jurnalistik itu bisa dipelajari oleh siapa saja yang punya tekad. Jangan ukur kapabilitas seseorang hanya dari apa yang mereka lakukan untuk bertahan hidup,” ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, wartawan berinisial AW belum memberikan tanggapan resmi atas desakan klarifikasi dan permintaan maaf dari berbagai pihak.
Draken/"