PETI Menari Sawit Terluka Ketika Tambang Liar Dianggap Biasa -->
Jum'at, 25 April 2025
Tepis Tuduhan Rokok Ilegal Adil Khoiri: Kami Tak Berani Main-main | Aturan Dilanggar SPBU 64.785.08 Santai Isi BBM ke Jeriken | Heboh Dugaan Pungli di SMKN 1 Lengkong, Uang Gedung Rp 5 Juta hingga Dana BOS Disorot | Obat Keras Bebas Berkeliaran Di Jalan K.S Tubun, Preman Beraksi Ancam Wartawan | Jaga Kekhidmatan Paskah 2025, Polsek Ngabang Turunkan Personel Amankan Gereja | | PETI Menari Sawit Terluka Ketika Tambang Liar Dianggap Biasa | Diduga pemilik mobil Bodong selaku perangkat desa Plemahan diduga mengajak Damai anggota satlantas pare kabupaten kediri | SPBU 34.40334 Rancaekek Kabupaten Bandung Menjadi Tempat Pengecoran Solar & Pertalite Bagi Pelaku Usaha Ilegal Menggunakan Mobil Kempu & Derigen, Di Duga Di Backup Oleh Oknum Polisi Aktif | Diduga Terima Upeti, Polres Majalengka "Mandul" Tindak Toko Penjual Obat Ilegal | Dugaan Pembiaran oleh Perum Perhutani Gunung Tambakruyung Bara: Ratusan Pohon Kayu Manis Ditebang dan Dikuliti | Makna Salib dan Komitmen Iman: 26 Jemaat GPM Pniel Tawa Diteguhkan Sebagai Anggota Sidi Baru di Minggu Sengsara Ketujuh | Plt Kepala Inspektorat “Tendang Bola Panas” ke DPMD: Pencairan Dana Desa 2024 Disorot Pansus DPRD Halmahera Selatan | Ketua Komisi III DPR RI Bantah Isu Penghapusan SKCK: Hoaks dan Tidak Berdasar | AW Diduga Hina Pekerjaan Buruh dan Nelayan; Ketua IPMABS Berikan Kecaman Keras

Iklan Semua Halaman


PETI Menari Sawit Terluka Ketika Tambang Liar Dianggap Biasa

Rahmad Maulana
Monday, 14 April 2025


Sambas,DETIKREPUBLIK.COM - Kalbar – Di balik lebatnya kebun sawit milik PT WHS, terungkap aktivitas ilegal yang terus berdenyut selama dua tahun terakhir.

Tambang emas tanpa izin (PETI) diduga bebas beroperasi di Divisi 6 dan Divisi 8, tanpa sedikit pun tindakan nyata dari pihak perusahaan. Ironisnya, PT WHS yang merupakan anak usaha Duta Palma Group dan kini dipegang oleh PT Agirinas Palma Nusantara, justru terlihat membisu. Lahan yang rusak, sawit yang tumbang, dan lingkungan yang tercemar seolah tak cukup untuk membangunkan kesadaran korporasi ini. 

Tanah jadi hancur, kebun sawit banyak yang roboh. Tapi tidak ada yang peduli,” ujar seorang pekerja yang enggan disebutkan namanya. Menurutnya, perusahaan seolah sengaja menutup mata meski dampaknya nyata di depan mata. Situasi semakin pelik saat muncul nama Mr. Mn, sosok yang disebut-sebut sebagai dalang utama aktivitas PETI tersebut. Pekerja mengenalnya sebagai "Bos Tambang", sosok yang berpengaruh dan seolah kebal dari penindakan.


Hal mencurigakan terjadi tiap kali ada isu razia. Para pekerja buru-buru kabur, namun anak buah Mr. Mn tetap tenang, melanjutkan pekerjaan seolah dilindungi oleh ‘tangan-tangan tak terlihat’. “Kami yakin mereka punya bekingan kuat,” kata salah satu sumber. Istilah “bintang-bintang” pun mencuat dari pengakuan para pekerja. 

Kode ini diduga merujuk pada oknum aparat berseragam yang memberikan perlindungan terhadap operasi ilegal tersebut. Jika benar, maka yang terjadi bukan sekadar tambang liar, melainkan kolaborasi gelap. Lebih parah lagi, salah satu titik PETI berada di atas lahan plasma milik masyarakat. 

Artinya, bukan hanya perusahaan yang dirugikan, tapi juga warga sekitar yang kehilangan hak dan harapan atas tanahnya sendiri. Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi dari pihak PT WHS maupun langkah nyata dari aparat penegak hukum. Di tengah kerusakan lingkungan dan tumpulnya penindakan, publik hanya bisa bertanya: siapa yang sebenarnya berkuasa di tanah sawit itu. 

Penulis : Rahmad Maulana